Saturday, September 10, 2005

tentang seorang kakek

seorang paruh baya berumur 79 tahun terbarung rapuh di tempat tidur sebuah rumah sakit. ia membuka matanya, linglung. inikah kamar yg biasa ia tempati? lalu istri, anak-anak, dan cucu-cucunya mengelilingi, "Bapak, Aki, ini masih di rumah sakit.." semua berbarengan memberitahu.

aku disampingnya. ia menatapku lama. tried to recognizing.
"Ini Jessica, Aki..."
aku menggenggam tangannya dan ia balas menggenggam tanganku dengan tenaga yang ia punya. setutur kalimat terangkai dari bibirnya, dan hanya sebuah kata,
"geulis.." yang aku tanggap, dan begitupun semua yang mengelilingi.

aaah.. ia tampak lebih tua dari biasanya. kurus sekali, dan tangan yang aku genggam. kulit keriput seorang kakek. tanda panjangnya perjalanan hidup yang ia lalui. ia berusaha menarik rapat aku ke dekatnya. perlahan, diantara selang infus dan selang makannya aku merapat, meletakkan kepalaku di dadanya dengan perlahan. semerbak harum minyak kayu putih di badannya menambah hangat keadaan. ia membelai kepalaku.

"Akii.. Aki haru sembuh biar bisa nonton piala dunia 2006 yah!" ucapku sambil menahan air mata yang membendung.
dengan terbata bata ia bicara. aku hanya mengangguk dan terseyum mencoba mengerti patahan-patahan bahasa sunda yang ia ceritakan. hanya kata "Jerman" yang terdengar jelas, dan ia tertawa kecil.

diantara tawa kami, aku inginnya menangis saja! ia begitu semangat.. begitu kuat.. ia memang begitu, itu yang dikatakan anak-anaknya. ia masih ingin menonton tv, mengajak kami bicara walaupun rangkaian kalimatnya kacau, bahkan ia mencoba mengangkat kakinya dari tempat tidur krena ingin jalan jalan. ia sangat punya semangat juang, karena seperti itulah kehidupan mudanya. aaah.. sosok tua yang rapuh itu masih merasa dirinya seorang TNI muda, sepertinya.. ketika ia kuat dan berjuang dulu.

dan ternyata ia cukup dihormati dan dipandang di kota kembang, sampai seorang walikota bandung menyempatkan diri datang menjenguknya.

dan dulu, ia merelakan anaknya tinggal di sebuah gudang tni karena ia harus pindah dari rumah dinasnya... semua agar anaknya menyelesaikan kuliahnya di Institut Tekhnik Bandung.. sehingga adanya seorang ayah yang aku punya.

ternyata aku punya seorang kakek yang hebat. ia bukan hanya hebat di masa mudanya, tapi sampai saat ini. sekarang, semoga Allah meringankan sakitnya.
Amin. =')

No comments: