Wednesday, March 03, 2010

terlalu banyak kemungkinan dari sebuah mimpi


last night i had a dream,

that we were laying down on the grass,

there were only silence.

and i felt that you couldn’t enjoy it,

that quality time.

it seems you didn’t need it anymore,

our time together,

just you and me.

and i tried so hard to wake up,

from my nightmare.



mungkin terlalu banyak aturan yang kita jalani, yang lebih tepatnya, gw mau untuk lo turutin. mungkin gw terlalu banyak meminta, terlalu banyak menuntut. sampai mungkin ada sebagian diri lo yang mulai ngerasa jengah dan ga suka. yang mungkin ga mau elo omongin.

gw sendiri masih bingung, gimana caranya menjadikan suatu hubungan menjadi sebuah hubungan yang nyaman. gw mencari cara biar ga salah kaya yang terjadi sama temen-temen. gw mencari cara dan mencoba mengkondisikannya di hubungan ini. tapi rasanya salah semua. mungkin juga elo ga pernah ngerasa ada yang aneh, mungkin elo ga pernah ngerasa kalo gw terlalu rewel. tapi mungkin juga iya. mungkin elo sangat ingin buat meneriaki kelakuan gw. belakangan kaya ga ada komunikasi aja, tentang apa yang kita mau, tentang apa yang sebenernya sedang terjadi. kadang gw ngerasa kalo gw menambah-nambah masalah. dimana sepertinya masalah itu dari gw sendiri.

gw meminta lo untuk lebih bisa mengatur waktu, atau mengingat apa janji-janji lo sama orang, engga gampang ngomong 'besok' atau 'nanti', bukan sekedar untuk akhirnya gw bisa dijadikan prioritas dalam planner lo. gw meminta itu, biar elo bisa mengerjakan apa yang harus lo kerjakan di hari itu, semua sesuai rencana dan keperluan lo. engga asal bikin janji sama orang di hari yang sama, di waktu yang berdekatan, dan akhirnya elo yang kalang kabut. gw membantu lo merencanakan itu semua, membantu lo mengingat semua yang udh lo janjikan sama orang. gw tau gw ga mungkin jadi prioritas ketika gw berada diantara pekerjaan dan perkuliahan, atau bahkan temen-temen lo, dan gw tau gw harus mengalah. sayangnya kadang kala hati gw ga bisa sebesar itu.

gw berusaha mengerti semua tentang lo. gw berusaha mengerti gimana cara menghadapi lo dan ego gw. gw berusaha mencari cara biar ga kehilangan lo. sepertinya gw yang lagi-lagi harus mengalah dengan ego gw, dengan semua kemauan gw. gw ga bisa menjadi seseorang yang bisa membentuk pribadi orang lain. gw pikir, apa yang gw lakukan bisa membuat lo jadi lebih baik, atau menjadikan hubungan ini lebih baik. tapi gw terlalu banyak referensi, dan kayanya gw malah ga menemukan caranya dari diri gw sendiri. apa bener seperti yang waktu itu gw omongin, bahwa akhirnya kita harus jalan sendiri-sendiri dalam hubungan ini? iya kita pacaran, tapi ga perlu lagi aturan ini itu, ga perlu lagi larangan a-z, dan kita jalanin aja kehidupan kita masing-masing yang udah ada dari sananya sebelom kita pacaran biar ga makan ati. toh elo juga ga perlu takut gw marah atau gimana-gimana kan nantinya. dan gw ga perlu mengkhawatirkan elo dengan semua tindakan lo.

mimpi gw semalem membuat gw berpikir terlalu jauh.
atau membuat gw merenung terlalu jauh?
mungkin kita cuma perlu waktu berdua.


No comments: